Kamis, 26 Mei 2016

Makalah Ilmu Pendidikan : Inovasi Pendidikan Nasional

INOVASI PENDIDIKAN NASIONAL
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Ilmu Pendidikan
 Dosen pengampu: Drs. Sabarudin, M.Si



















Disusun oleh:
Ahfash Tontowi                      (15410170)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016

Daftar isi













BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Dewasa ini terjadi perubahan yang signifikan dalam hampir semua aspek kehidupan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi tanpa terkecuali pada aspek pendidikan. Tuntutan perkembangan ini membuat semuanya harus berbenah diri untuk menyesuaikan diri agar tetap relevan dengan perkembangan zaman serta menuju menjadi efisien dan efektif.
Suatu pembaharuan berjalan seiring dengan perputaran zaman yang tidak ada hentinya dan terus berputar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Dalam hal ini kebutuhan mengenai layanan individual terhadap peserta didik dan segala macam perbaikan terhadap kesempatan belajar bagi mereka telah menjadi faktor pendorong utama timbulnya suatu pembaharuan dalam pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan harus mampu mengatasi perkembangan tersebut dengan selalu mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi dan kebutuhan peserta didik.

B.     Rumusan masalah

1.      Apa pengertian Inovasi Pedidikan ?
2.      Apa tuuan inovasi pendidikan ?
3.      Masalah apakah yang menuntut adanya inovasi pendidikan ?
4.      Faktor apa saja yang mempengaruhi inovasi pendidikan ?
5.      Siapa sajakah yang menjadi sasaran dari inovasi pendidikan ?
6.      Apa saja jenis-jenis inovasi pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN



A.    Pengertian Inovasi

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan saja).
Istilah perubahan dan pembaruan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya , kalau pada embaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya, yakni sama sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya.
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalaha suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Demikian pula Ansyar, Nurain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.[1]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan adalah perubahan atas usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan, sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zaman.

B.     Tujuan Inovasi

Menurut Santoso (1974) tujuan utama inovasi yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Sedangkan, tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap yaitu:
  1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
  2. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.[2]

C.     Masalah-masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi

Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu:
  1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia penddikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.
  2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tamping, ruang dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
  3. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan (di pihak lain) kesempatan sangat terbatas.
  4. Mutu pendidikan yang dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.[3]

D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan

Kalau pada bagian sebelumnya telah dikemukakan tentang hal-hal yang menuntut inovasi pendidikan, berikut ini akan dikemukakan lebih jauh tentang beberapa faktor yang cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan, yaitu :
  1. Visi terhadap pendidikan
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia-manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan harus dididik akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi dasar yang universal, berupa
·         Kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk (moral identity)
·         Kemampuan dan kebebasan untuk mengembangkan diri sesuai dengan pembawaan dan cita-cita (individual identity)
·         Kemampuan untuk berhubungan dan kerja sama dengan orang lain (social identity)
·         Adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (Individual defferences)
Setiap anak akan mengalami proses pendidikam secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan dalam situasi pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih orang tua dan ketergantugan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia-usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya dan zamannya.
Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang tua, lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat dan bangsanya. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan warga negara yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabadikan untuk kebahagian individu, keselamatan masyarakat, dan kepentingan negara.
Pandangan hidup bangsa menjadi norma pendidikan nasional keseluruhan. Seperti diketahui, bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, tujuan pembangunan, bangsa mengalami pergeseran dan peningkatan serta perubahan sesuai dengan waktu, keadaan, dan kondisinya.
Dengan demikian pandangan dan harapan orang tua terhadap pendidikan sekarang dapat berbeda dengan pangangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau kurun waktu yang akan datang.
  1. Faktor Pertambahan Penduduk
Adanya pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya pendidikan. Banyaknya masalah-masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Adapun masalah-masalah yang berkaitan lansung dengan pendidikan tersebut adalah :
·         Kekurangan kesempatan belajar
·         Masalah kualitas pendidikan
·         Masalah relevansi (sangat dibutuhkannya out put pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan kesiapan kerja.

·         Masalah efisiensi efektifitas
Pendidikan diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan.


  1. Faktor perkembangan ilmu pengetahuan
Seiring dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, justru ditandai dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara akumulatif dan makin cepat jalannya. Tanggapan yang biasa dilakukan dalam kependidikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ialah dengan memasukkan penemuan dan teori kedalam kurikulum sekolah. Meskipun hal ini menyebabkan adanya kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-masalah yang baru.
  1. Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa salah satu tuntutan diadakannya inovasi didalam pendidikan adalah adanya relevansi antara dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pendidikan dapat diperoleh baik di sekolah maupun diluar sekolah. Cukup banyak pendidikan yang sangat bararti justru tidak dapat diperoleh di sekolah, terutama yang bersifat pengembangan profesi dan keterampilan, seperti pengembangan karier, profesi tertentu dan sebagainya.[4]

E.     Sasaran Inovasi

 Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan.
1.       Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright, 1987)
2.       Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3.       Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
4.       Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
5.       Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.[5]

F.      Berbagai Inovasi Pendidikan

Dalam bukunya Drs. H. Fuad Hasan, berbagai upaya inovasi pendidikan di Indonesia sangatlah banyak sekali yang sudah dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Proyek perintis sekolah pembangunan
Proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem persekolahan yang komprehensif dengan nama Sekolah Pembangunan. Selain itu, secara umum kerangka sistem pendidikan ini digariskan dalam Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0172 Tahun 1974.
  1. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan untuk secara nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran 1976 dengan catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala perwakilan telah mampu, diperkenankan melaksanakannya mulai tahun 1975. Tujuan utama Kurikulum 1975 adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
  1. Proyek pamong
Tujuan proyek Pamong adalah untuk menemukan alternatif sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di Indonesia.
  1. SMP terbuka
Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) adalah Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar dilaksanakan diluar gedung seklah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid. Tugas SMPT sama dengan tujuan pendidikan umum SMP.
  1. Universitas terbuka
Lembaga pendidikan dengan nama UT didirikan berdasarkan Keputusan Pemerintah No. 41 tanggal 11 Juni 1984. Lalu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980, dijabarkan pula struktur organisasi UT yang ditetapkan dengan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0389/0/1984 tanggal 27 Agustus 1984 setelah mendapat persetujuan dari Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPan) dalam suratnya No. B-648/I/MENPAN/8/84 tanggal 25 Agustus 1984. Tujuan didirikannya UT adalah dalam rangka meningkatkan daya tampung perguruan tinggi.
  1. Pembaruan sistem pendidikan kependidikan
Tujuan dan sasaran pembaruan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan diarahkan untuk menunjang pembangunan bangsa pada khususnya dan peningkatan kualitas hidup manusia pada umumnya. Sedangkan, sasaran-sasaran pendidikan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:
a.       Pengadaan tenaga kerja kependidikan dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.
b.       Pengembangan dan pembaruan Ilmu Kependidikan
c.        Perencanaan dan pembangunan terpadu.


  1.  Kurikulum 1984
Perbaikan kurikulum ini dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0461/U/1983 tahun 1983 tanggal 23 Oktober. Pembenahan kurikulum ini diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan dan kemampuannya.
  1. Kurikulum 1994
Ciri yang membedakan Kurikulum 1994 dengan kurikulum sebelumnya, ada pada pelaksanaan tentang pendidikan dasar sembilan tahun, memberlakukan kurikulum muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar; membaca, menulis dan menghitung (3 M) yang fungsional.[6]
















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Inovasi pendidikan adalah perubahan atas usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan, sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zaman.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Diantara masalah-masalah yang menuntut deadakannya inovasi pendidikan adalah perkembangan ilmu pengetahuan, laju pertumbuhan penduduk yang besar, melonjaknya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, mutu pendidikan yang dirasakan menurun, dan belum mekarnya alat organisasi yang efektif.
Sasaran dari inovasi pendidikan diantaranya guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan lingkup masyarakat sosial.











Daftar Pustaka



Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.



[1] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008, hlm.191-192.
[2] Ibid, hlm.192-193.
[3] Ibid, hlm.193-194.
[4] Asrori Ardiansyah, Kabar Pendidikan, diakses dari http://kabar-pendidikan.blogspot.co.id/2011/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-inovasi.html, pada Jum’at, 20 Mei 2016 pukul 22.35


[5] Nur Zubaidah, Inovasi Pendidikan, diakses dari http://nur-zubaidah.blogspot.co.id/2015/01/sasaran-inovasi-pendidikan.html pada Jum’at, 20 Mei 2016 pukul 23.33
[6] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008, hlm.194-225.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar