INOVASI
PENDIDIKAN NASIONAL
Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen pengampu: Drs. Sabarudin, M.Si
Disusun oleh:
Ahfash
Tontowi (15410170)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini terjadi perubahan yang signifikan dalam hampir semua
aspek kehidupan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi tanpa
terkecuali pada aspek pendidikan. Tuntutan perkembangan ini membuat semuanya
harus berbenah diri untuk menyesuaikan diri agar tetap relevan dengan
perkembangan zaman serta menuju menjadi efisien dan efektif.
Suatu pembaharuan berjalan seiring dengan perputaran zaman
yang tidak ada hentinya dan terus berputar sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan. Dalam hal ini kebutuhan mengenai layanan individual terhadap
peserta didik dan segala macam perbaikan terhadap kesempatan belajar bagi
mereka telah menjadi faktor pendorong utama timbulnya suatu pembaharuan dalam
pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam suatu instansi atau lembaga
pendidikan harus mampu mengatasi perkembangan tersebut dengan selalu
mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan
zaman, situasi, kondisi dan kebutuhan peserta didik.
B.
Rumusan masalah
1. Apa pengertian Inovasi Pedidikan ?
2. Apa tuuan inovasi pendidikan ?
3. Masalah apakah yang menuntut adanya
inovasi pendidikan ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi inovasi
pendidikan ?
5. Siapa sajakah yang menjadi sasaran dari
inovasi pendidikan ?
6. Apa saja jenis-jenis inovasi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Inovasi
Inovasi
berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah.
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang lain
atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan
berencana (tidak secara kebetulan saja).
Istilah
perubahan dan pembaruan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya , kalau
pada embaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya, yakni sama sama memiliki
unsur yang baru atau lain dari sebelumnya.
Ibrahim
(1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan
adalaha suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang
baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil
inversi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Demikian
pula Ansyar, Nurain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau
sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang
dihadapi.[1]
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan adalah perubahan atas usaha-usaha
sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan,
sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zaman.
B.
Tujuan Inovasi
Menurut Santoso (1974) tujuan utama inovasi yakni
meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan
prosedur organisasi. Sedangkan, tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana serta jumlah peserta
didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut
kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang
sekecil-kecilnya.
Arah tujuan inovasi pendidikan
Indonesia tahap demi tahap yaitu:
- Mengejar
ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan
teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan
sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
- Mengusahakan terselenggaranya
pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya
meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA dan Perguruan
Tinggi.[2]
C.
Masalah-masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi
Adapun
masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu:
- Perkembangan ilmu pengetahuan
menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial,
ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.Sistem
pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu
mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia
penddikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang
terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan
masyarakat.
- Laju eksplosi penduduk yang
cukup pesat, yang menyebabkan daya tamping, ruang dan fasilitas pendidikan
yang sangat tidak seimbang.
- Melonjaknya aspirasi masyarakat
untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan (di pihak lain)
kesempatan sangat terbatas.
- Mutu pendidikan yang dirasakan
semakin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
- Belum mekarnya alat organisasi
yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat
untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang
dan yang akan datang.[3]
D.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
Kalau
pada bagian sebelumnya telah dikemukakan tentang hal-hal yang menuntut inovasi
pendidikan, berikut ini akan dikemukakan lebih jauh tentang beberapa faktor
yang cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan, yaitu :
- Visi
terhadap pendidikan
Pendidikan
merupakan persoalan asasi bagi manusia-manusia sebagai makhluk yang dapat
dididik dan harus dididik akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses
pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi
dasar yang universal, berupa
·
Kemampuan
untuk membedakan antara baik dan buruk (moral identity)
·
Kemampuan
dan kebebasan untuk mengembangkan diri sesuai dengan pembawaan dan cita-cita
(individual identity)
·
Kemampuan
untuk berhubungan dan kerja sama dengan orang lain (social identity)
·
Adanya
ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (Individual
defferences)
Setiap
anak akan mengalami proses pendidikam secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan
dalam situasi pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya dalam
lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang akan
menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih orang
tua dan ketergantugan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia-usia muda
merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan mendidik. Dengan
upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri
anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya dan zamannya.
Usaha
dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang tua, lembaga-lembaga
penyelenggara pendidikan, masyarakat dan bangsanya. Manusia Indonesia, warga
masyarakat dan warga negara yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak
masih kecil dengan upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabadikan untuk
kebahagian individu, keselamatan masyarakat, dan kepentingan negara.
Pandangan
hidup bangsa menjadi norma pendidikan nasional keseluruhan. Seperti diketahui,
bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, tujuan pembangunan, bangsa
mengalami pergeseran dan peningkatan serta perubahan sesuai dengan waktu,
keadaan, dan kondisinya.
Dengan
demikian pandangan dan harapan orang tua terhadap pendidikan sekarang dapat
berbeda dengan pangangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau kurun waktu
yang akan datang.
- Faktor
Pertambahan Penduduk
Adanya
pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai
segi kehidupan, utamanya pendidikan. Banyaknya masalah-masalah pendidikan yang
berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Adapun
masalah-masalah yang berkaitan lansung dengan pendidikan tersebut adalah :
·
Kekurangan
kesempatan belajar
·
Masalah
kualitas pendidikan
·
Masalah
relevansi (sangat dibutuhkannya out put pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat terutama dalam hubungannya dengan kesiapan kerja.
·
Masalah
efisiensi efektifitas
Pendidikan
diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit.
Ini berarti harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif,
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan.
- Faktor
perkembangan ilmu pengetahuan
Seiring
dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, justru ditandai dengan majunya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan
secara akumulatif dan makin cepat jalannya. Tanggapan yang biasa dilakukan
dalam kependidikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ialah dengan
memasukkan penemuan dan teori kedalam kurikulum sekolah. Meskipun hal ini
menyebabkan adanya kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-masalah yang
baru.
- Tuntutan
adanya proses pendidikan yang relevan
Sebagaimana
telah dikemukakan, bahwa salah satu tuntutan diadakannya inovasi didalam
pendidikan adalah adanya relevansi antara dunia pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat atau dunia kerja.
Berkenaan
dengan hal tersebut, maka pendidikan dapat diperoleh baik di sekolah maupun
diluar sekolah. Cukup banyak pendidikan yang sangat bararti justru tidak dapat
diperoleh di sekolah, terutama yang bersifat pengembangan profesi dan
keterampilan, seperti pengembangan karier, profesi tertentu dan sebagainya.[4]
E.
Sasaran Inovasi
Faktor-faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan
fasilitas, dan program/tujuan.
1.
Guru
Guru sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru
sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya
di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak
dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain
adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun
antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti
adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya,
pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Dengan
demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari
perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya
memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan.
Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang
diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena
mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang
harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu
ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi
pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran
yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter,
sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright, 1987)
2.
Siswa
Sebagai
obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa
memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat
menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik,
pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada
paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses
inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari
pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga
apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus
dilaksanakan dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah
pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima
pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan
sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai
dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak
saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi
resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3.
Kurikulum
Kurikulum
pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan
perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam
pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan
unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti
program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan
berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan
kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan
tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
4.
Fasilitas
Fasilitas,
termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses
pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan
pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi
kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka
pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan
baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang
esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu,
jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan.
Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
5.
Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam
menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat
dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif,
dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara langsung atau tidak
langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang
ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih
baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan
masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa
merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan
masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan
pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.[5]
F.
Berbagai Inovasi Pendidikan
Dalam bukunya Drs. H. Fuad Hasan, berbagai upaya inovasi
pendidikan di Indonesia sangatlah banyak sekali yang sudah dilakukan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
- Proyek perintis sekolah
pembangunan
Proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem
persekolahan yang komprehensif dengan nama Sekolah Pembangunan. Selain itu,
secara umum kerangka sistem pendidikan ini digariskan dalam Surat Keputusan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0172 Tahun 1974.
- Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk secara nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran
1976 dengan catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala
perwakilan telah mampu, diperkenankan melaksanakannya mulai tahun 1975. Tujuan
utama Kurikulum 1975 adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
- Proyek pamong
Tujuan proyek Pamong adalah untuk menemukan alternatif
sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata
yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di Indonesia.
- SMP terbuka
Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) adalah Sekolah
Menengah Umum Tingkat Pertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar
dilaksanakan diluar gedung seklah dengan cara penyampaian pelajaran melalui
berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid. Tugas SMPT
sama dengan tujuan pendidikan umum SMP.
- Universitas terbuka
Lembaga pendidikan dengan nama UT didirikan berdasarkan
Keputusan Pemerintah No. 41 tanggal 11 Juni 1984. Lalu berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 5 tahun 1980, dijabarkan pula struktur organisasi UT yang
ditetapkan dengan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0389/0/1984
tanggal 27 Agustus 1984 setelah mendapat persetujuan dari Mentri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPan) dalam suratnya No. B-648/I/MENPAN/8/84 tanggal 25
Agustus 1984. Tujuan didirikannya UT adalah dalam rangka meningkatkan daya
tampung perguruan tinggi.
- Pembaruan sistem pendidikan
kependidikan
Tujuan dan sasaran pembaruan Sistem Pendidikan Tenaga
Kependidikan diarahkan untuk menunjang pembangunan bangsa pada khususnya dan
peningkatan kualitas hidup manusia pada umumnya. Sedangkan, sasaran-sasaran
pendidikan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan
tenaga kerja kependidikan dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.
b. Pengembangan dan pembaruan Ilmu Kependidikan
c. Perencanaan dan pembangunan terpadu.
- Kurikulum 1984
Perbaikan kurikulum ini dilaksanakan sesuai dengan Keputusan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0461/U/1983 tahun 1983 tanggal 23 Oktober.
Pembenahan kurikulum ini diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih besar
kepada siswa untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat,
kebutuhan dan kemampuannya.
- Kurikulum 1994
Ciri yang membedakan Kurikulum 1994 dengan kurikulum
sebelumnya, ada pada pelaksanaan tentang pendidikan dasar sembilan tahun,
memberlakukan kurikulum muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar;
membaca, menulis dan menghitung (3 M) yang fungsional.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Inovasi pendidikan adalah perubahan atas
usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk
mengarahkan, sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan
zaman.
Tujuan
inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan
efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil
pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik,
masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan
waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Diantara
masalah-masalah yang menuntut deadakannya inovasi pendidikan adalah
perkembangan ilmu pengetahuan, laju pertumbuhan penduduk yang besar,
melonjaknya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik,
mutu pendidikan yang dirasakan menurun, dan belum mekarnya alat organisasi yang
efektif.
Sasaran
dari inovasi pendidikan diantaranya guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan
lingkup masyarakat sosial.
Daftar Pustaka
Ihsan,
Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
[1] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar
Kependidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta), 2008, hlm.191-192.
[2] Ibid, hlm.192-193.
[3] Ibid, hlm.193-194.
[4] Asrori
Ardiansyah, Kabar Pendidikan, diakses dari http://kabar-pendidikan.blogspot.co.id/2011/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-inovasi.html,
pada Jum’at, 20 Mei 2016 pukul 22.35
[5] Nur Zubaidah, Inovasi Pendidikan, diakses dari http://nur-zubaidah.blogspot.co.id/2015/01/sasaran-inovasi-pendidikan.html
pada Jum’at, 20 Mei 2016 pukul 23.33
[6] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar
Kependidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta), 2008, hlm.194-225.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar